latgabnas 1-2-februari-2014
Ada Apa di Gn. Salak?
Konon, sejak tahun 1970 hingga sekarang sudah banyak insiden hilang atau jatuhnya pesawat di wilayah Gn. Salak Jawa Barat. Sebagian masyarakat percaya mitos yang menyebutkan "ditilem" dari arwah-arwah Kerajaan Padjadjaran. Ada juga yang menganggap bahwa faktor cuaca atau cuaca yang ekstrem yang kesemuanya disebutkan takdir tuhan, sehingga harus menerima suratanNya, apakah itu baik ataupun buruk.
Kedua opsi tersebut secara langsung berfek pada sikap manusia yg cenderung "gak mau susah", sehingga memudahkan alasan-alasan budaya yang dibangun dalam struktur sosial. Sampai sekarang, pihak yang berwenang, atau apalah namanya, pun belum pernah meneliti kejadian-kejadian kecelakaan di Gn. Salak.
Kenapa bissa sering terjadi kecelakaan?
Sebenarnya, bila mau jujur, kejadian jatuhnya pesawat terbang yang sering terjadi di Gunung Salak dikarenakan adanya ANOMALI MAGNETIK dari ANCIENT TECHNOLOGY seperti di Gunung Padang (Situs Megalith di Cianjur). Hal itu bissa terjadi apabila jarak & ketinggian pesawat berada dalam radius pengaruh dari Anomali Magnetik tersebut. Para pakar tidak pernah tertarik menyelidiki jatuhnya pesawat terbang di wilayah tersebut dari tahun ke tahun, & menganggap hal itu adalah mistis. Anomali Magnetik tersebut mempengaruhi sistem pelontar radar sehingga menjadi distorsi bahkan kadang menjadi mati, korbannya sudah banyak, tapi tidak pernah diselidiki.
Selain itu, di Gunung Salak terdapat sejenis Relay Magnetik dengan kekuatan besar sebagai sarana kesinambungan dari sistem peringatan dini bencana (mitigasi bencana), yang terhubung ke seluruh dunia, termasuk ke Gunung Padang di Cianjur, & banyak titik penghubung salah satunya di Selat Sunda, Arafura, Segitiga Bermuda & sebagainya. Termasuk di Piramida Saqara di Mesir, hanya yang di Saqara sudah mati , kena jarah.
Di gunung Salak masih termasuk kuat & besar mengeluarkan bahasaisyarat. Sampai sekarang masih aktif.
bila dihitung secara angka, itu artinya Ancient Tekhnologi yang menyebabkan ANOMALI MAGNETIK sejauh 2500 kaki ( 762 m ) karena pada alat GPWS biasanya penunjukan radio altimeter akan berfungsi sekitar 2500 kaki dari permukaan daratan atau air. bila Sukhoi menggunakan EGPWS lebih canggih dari GPWS ketinggian deteksi maksimum terrain adalah 13000 kaki lebih & akan berbunyi bila melewati ketinggian 6234 kaki ( 1900.12 m ) artinya ANCIENT TECHNOLOGY itu bissa menyebabkan ANOMALI MAGNETIK yang sangat besar sekali, yg menyebabkan radar pesawat itu mati mendadak, mesin mati, bahkan air control yangg gak beraturan. Bahkan tidak menutup kemungkinan "ngejam" pesawat masuk dalam radius ANOMALI sehingga kesulitan keluar yang akhirnya menabrak tebing.
Pertanyaannya, kenapa Anomali Magnetik di gunung Salak jauh lebih besar daripada yang di Gunung Padang (Cianjur)?
Ternyata ANOMALI MAGNETIK tersebut disebabkan dari DORPHAL. DORPHAL di Gn Salak ini cukup besar. Setiap pemancar pasti ada DORPHAL sebagai akselerator untuk me-relay atau memancarkan bahasaisyarat.
Alat itu bukan CLUSTONIT, tapi dibuat melalui teknologi ELLEMANPHATERA (teknologi pencampuran elemen or unsur2 logam dengan batu) untuk mencampurkan unsur logam KRAIMAN (logam lebih ringan dari titanium & 10 x lebih kuat dari titanium) dengan unsur batuan supaya tidak menjadi karat & rusak dari korosi.
Molekular dari DHORPAL itu dibuat satu baris & searah sehingga bissa menimbulkan gelombang magnetik sangat tinggi apabila terkena stimulus (rangsangan/ "serangan) dari gelombang lain. Contohnya RADAR , RADAR mengeluarkan atau menembakan semacam gelombang & akan di respon dari DORPHAL sebagai serangan , maka akan terjadi "counter attack" yang menyebabkan semua mekanisme pesawat jadi mati . Kecuali pesawat tanpa RADAR, ia akan aman sentosa atau di atas 8000 kaki, tapi bila di sekitar 6000 & kalau terperangkap jalur DORPHAL maka akan terjadi serangan seperti yang disebutkan di atas.
Prinsipnya seperti dalam film BATTLESHIP, dari bumi kirim bahasaisyarat ke angkasa luar, ternyata dari alien dianggap serangan… Jadi terjadi pertempuran… Hehehehe. Bedanya kalau di BATTLESHIP posisi penyerangnya aktif, tp kalau fenomena ANOMALI MAGNETIK itu pasif, hanya berupa "counter attack". Tp lumayan besar kalau bissa "ngejam" pesawat", heuheu….
Untuk membuktikan ada tidaknya ANOMALI MAGNETIK cukup mudah, misalnya kalau naik ke Gunung Salak, cari lokasi yang ada gangguan di kompas , kalau sudah ketemu , di tempat itulah lokasi anomali magnetik.
(Hasil diskusi dengan KDZA)
tambahannya
DORPHAL ternyata tidak hanya berada di wilayah pegunungan semata, tetapi ada juga di wilayah laut, misalnya di Selat Sunda, Laut Jawa, Laut Arafura, atau Segitiga Bermuda. DORPHAL di segitiga bermuda sangat kuat & besar, karena mampu membentuk wormhole (lubang cacing), yang bissa masuk ke dimensi lain, atau ke suatu tempat yang jaraknya jutaan tahun sinar. Akan tetapi, DORPHAL rata-rata terdapat di gunung yang besar. Mereka INTERKONEKSI antara DORPHAL yang satu dengan yang lainnya.
DORPHAL selain berfungsi sebagai relay magnetik, berfungsi juga sebagai penyeimbang planet bumi yang sebetulnya sangat ringkid (mudah sakit-sakitan). maap untuk yang non muslim, di kitab suci Al Qur’an disebutkan WAL JIBAALA AUTAADAA, & kita jadikan gunung-gunung sebagai patok/ pasak (penyeimbang). pasak-pasak itu "ditanamkan" sebagai penyeimbang lapisan tanah yang bukan hanya untuk wilayah NUSANTARA, tetapi planet bumi ini.
persoalan serupa banyak terjadi kecelakaan di wilayah pegunungan di Sumatera, Sulawesi, Nusa tenggara, Papua.
DORPHAL tidak hanya terdapat di gunung yang aktif saja namun ada juga di gunung yang tidak aktif.
Mungkin, bila kita flash back ke belakang, Gunung Tambora, Gunung Toba begitu sangat dahsyat mengeluarkan letusan hingga memunculkan KALDERA, atau menenggelamkan pulau atau bahkan memunculkan daratan baru. Memang saat itu Bangsa LEMURIAN (Leluhur Bangsa INDONESIA/ NUSANTARA), belum memasang DORPHAL. Baru setelah teknologi DORPHAL dibuat, beberapa letusan gunung merapi di NUSANTARA bissa melakukan keseimbangan. Artinya, letusan gunung ini belakangan tidak sedahsyat meletusnya gunung-gunung purba.
Para pakar geologi mungkin sudah mengetahui istilah "sesar lembang". secara hitungan matematis, seharusnya wilayah ini akan senantiasa mengalami gempa dahsyat, syari’atnya (sebab akibat yang dimunculkan manusia) itu karena ada DORPHAL yang menopang keseimbangan "sesar lembang" (semua hakikat hanya Sang Pencipta yang menentukan, karena manusia hanya bersusaha).
Info ini mudah-mudahan menggiatkan para peneliti muda (mudah-mudahan yang senior juga), entah dari kalangan pemerintah, atau mungkin dari kalangan swasta atau prsh yang hendak memajukan ilmu pengetahuan INDONESIA, karena masih banyak misteri yang belum terungkap.
Konon, sejak tahun 1970 hingga sekarang sudah banyak insiden hilang atau jatuhnya pesawat di wilayah Gn. Salak Jawa Barat. Sebagian masyarakat percaya mitos yang menyebutkan "ditilem" dari arwah-arwah Kerajaan Padjadjaran. Ada juga yang menganggap bahwa faktor cuaca atau cuaca yang ekstrem yang kesemuanya disebutkan takdir tuhan, sehingga harus menerima suratanNya, apakah itu baik ataupun buruk.
Kedua opsi tersebut secara langsung berfek pada sikap manusia yg cenderung "gak mau susah", sehingga memudahkan alasan-alasan budaya yang dibangun dalam struktur sosial. Sampai sekarang, pihak yang berwenang, atau apalah namanya, pun belum pernah meneliti kejadian-kejadian kecelakaan di Gn. Salak.
Kenapa bissa sering terjadi kecelakaan?
Sebenarnya, bila mau jujur, kejadian jatuhnya pesawat terbang yang sering terjadi di Gunung Salak dikarenakan adanya ANOMALI MAGNETIK dari ANCIENT TECHNOLOGY seperti di Gunung Padang (Situs Megalith di Cianjur). Hal itu bissa terjadi apabila jarak & ketinggian pesawat berada dalam radius pengaruh dari Anomali Magnetik tersebut. Para pakar tidak pernah tertarik menyelidiki jatuhnya pesawat terbang di wilayah tersebut dari tahun ke tahun, & menganggap hal itu adalah mistis. Anomali Magnetik tersebut mempengaruhi sistem pelontar radar sehingga menjadi distorsi bahkan kadang menjadi mati, korbannya sudah banyak, tapi tidak pernah diselidiki.
Selain itu, di Gunung Salak terdapat sejenis Relay Magnetik dengan kekuatan besar sebagai sarana kesinambungan dari sistem peringatan dini bencana (mitigasi bencana), yang terhubung ke seluruh dunia, termasuk ke Gunung Padang di Cianjur, & banyak titik penghubung salah satunya di Selat Sunda, Arafura, Segitiga Bermuda & sebagainya. Termasuk di Piramida Saqara di Mesir, hanya yang di Saqara sudah mati , kena jarah.
Di gunung Salak masih termasuk kuat & besar mengeluarkan bahasaisyarat. Sampai sekarang masih aktif.
bila dihitung secara angka, itu artinya Ancient Tekhnologi yang menyebabkan ANOMALI MAGNETIK sejauh 2500 kaki ( 762 m ) karena pada alat GPWS biasanya penunjukan radio altimeter akan berfungsi sekitar 2500 kaki dari permukaan daratan atau air. bila Sukhoi menggunakan EGPWS lebih canggih dari GPWS ketinggian deteksi maksimum terrain adalah 13000 kaki lebih & akan berbunyi bila melewati ketinggian 6234 kaki ( 1900.12 m ) artinya ANCIENT TECHNOLOGY itu bissa menyebabkan ANOMALI MAGNETIK yang sangat besar sekali, yg menyebabkan radar pesawat itu mati mendadak, mesin mati, bahkan air control yangg gak beraturan. Bahkan tidak menutup kemungkinan "ngejam" pesawat masuk dalam radius ANOMALI sehingga kesulitan keluar yang akhirnya menabrak tebing.
Pertanyaannya, kenapa Anomali Magnetik di gunung Salak jauh lebih besar daripada yang di Gunung Padang (Cianjur)?
Ternyata ANOMALI MAGNETIK tersebut disebabkan dari DORPHAL. DORPHAL di Gn Salak ini cukup besar. Setiap pemancar pasti ada DORPHAL sebagai akselerator untuk me-relay atau memancarkan bahasaisyarat.
Alat itu bukan CLUSTONIT, tapi dibuat melalui teknologi ELLEMANPHATERA (teknologi pencampuran elemen or unsur2 logam dengan batu) untuk mencampurkan unsur logam KRAIMAN (logam lebih ringan dari titanium & 10 x lebih kuat dari titanium) dengan unsur batuan supaya tidak menjadi karat & rusak dari korosi.
Molekular dari DHORPAL itu dibuat satu baris & searah sehingga bissa menimbulkan gelombang magnetik sangat tinggi apabila terkena stimulus (rangsangan/ "serangan) dari gelombang lain. Contohnya RADAR , RADAR mengeluarkan atau menembakan semacam gelombang & akan di respon dari DORPHAL sebagai serangan , maka akan terjadi "counter attack" yang menyebabkan semua mekanisme pesawat jadi mati . Kecuali pesawat tanpa RADAR, ia akan aman sentosa atau di atas 8000 kaki, tapi bila di sekitar 6000 & kalau terperangkap jalur DORPHAL maka akan terjadi serangan seperti yang disebutkan di atas.
Prinsipnya seperti dalam film BATTLESHIP, dari bumi kirim bahasaisyarat ke angkasa luar, ternyata dari alien dianggap serangan… Jadi terjadi pertempuran… Hehehehe. Bedanya kalau di BATTLESHIP posisi penyerangnya aktif, tp kalau fenomena ANOMALI MAGNETIK itu pasif, hanya berupa "counter attack". Tp lumayan besar kalau bissa "ngejam" pesawat", heuheu….
Untuk membuktikan ada tidaknya ANOMALI MAGNETIK cukup mudah, misalnya kalau naik ke Gunung Salak, cari lokasi yang ada gangguan di kompas , kalau sudah ketemu , di tempat itulah lokasi anomali magnetik.
(Hasil diskusi dengan KDZA)
tambahannya
DORPHAL ternyata tidak hanya berada di wilayah pegunungan semata, tetapi ada juga di wilayah laut, misalnya di Selat Sunda, Laut Jawa, Laut Arafura, atau Segitiga Bermuda. DORPHAL di segitiga bermuda sangat kuat & besar, karena mampu membentuk wormhole (lubang cacing), yang bissa masuk ke dimensi lain, atau ke suatu tempat yang jaraknya jutaan tahun sinar. Akan tetapi, DORPHAL rata-rata terdapat di gunung yang besar. Mereka INTERKONEKSI antara DORPHAL yang satu dengan yang lainnya.
DORPHAL selain berfungsi sebagai relay magnetik, berfungsi juga sebagai penyeimbang planet bumi yang sebetulnya sangat ringkid (mudah sakit-sakitan). maap untuk yang non muslim, di kitab suci Al Qur’an disebutkan WAL JIBAALA AUTAADAA, & kita jadikan gunung-gunung sebagai patok/ pasak (penyeimbang). pasak-pasak itu "ditanamkan" sebagai penyeimbang lapisan tanah yang bukan hanya untuk wilayah NUSANTARA, tetapi planet bumi ini.
persoalan serupa banyak terjadi kecelakaan di wilayah pegunungan di Sumatera, Sulawesi, Nusa tenggara, Papua.
DORPHAL tidak hanya terdapat di gunung yang aktif saja namun ada juga di gunung yang tidak aktif.
Mungkin, bila kita flash back ke belakang, Gunung Tambora, Gunung Toba begitu sangat dahsyat mengeluarkan letusan hingga memunculkan KALDERA, atau menenggelamkan pulau atau bahkan memunculkan daratan baru. Memang saat itu Bangsa LEMURIAN (Leluhur Bangsa INDONESIA/ NUSANTARA), belum memasang DORPHAL. Baru setelah teknologi DORPHAL dibuat, beberapa letusan gunung merapi di NUSANTARA bissa melakukan keseimbangan. Artinya, letusan gunung ini belakangan tidak sedahsyat meletusnya gunung-gunung purba.
Para pakar geologi mungkin sudah mengetahui istilah "sesar lembang". secara hitungan matematis, seharusnya wilayah ini akan senantiasa mengalami gempa dahsyat, syari’atnya (sebab akibat yang dimunculkan manusia) itu karena ada DORPHAL yang menopang keseimbangan "sesar lembang" (semua hakikat hanya Sang Pencipta yang menentukan, karena manusia hanya bersusaha).
Info ini mudah-mudahan menggiatkan para peneliti muda (mudah-mudahan yang senior juga), entah dari kalangan pemerintah, atau mungkin dari kalangan swasta atau prsh yang hendak memajukan ilmu pengetahuan INDONESIA, karena masih banyak misteri yang belum terungkap.
![]() |
| gunung padang |
![]() |
| lambang gambar ini manunggaling gusti/tauhid jaman lampau |
“Maka apakah mereka tiada mengadakan
perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang
sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat
kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka apa yang
mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka (82).''(QS. Ghafir/Al-Mukmin:
82).
peninggalan di temukan batu
tulisan lemurian di gunung sadahurip
1.Anjana Ghapida Hyangga
Engkau adalah gerbang sang Pencipta.
2.Avatara Maningga Rungga
Pengandali alam keseluruhan jagad halus kasar.
3.Shahuduballa Aryadumida
Menyeimbangkan kegidupan alam semesta.
4.Zakala Manigwarha Zena
Waktu akan menjadi anak penurut.
Prasasti tersebut mengajarkan bagaimana hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta. Dan sebenarnya manusia itu mampu mengendalikan alam dan mengendalikan dirinya apabila mereka mengetahui persis apa yang mereka kendalikan dan apa yang ada didalam dirinya.
dia harus memiliki kemampuan
minimal 50%-70% tingkatan ini sudah tidak memiliki pasukan ERRE ANTREZUUR akan
lapor pada ELLZETOR,jumlah ELLZETOR lebih sedikit dari pada ANTREZUUR.jumlah
ELLZETOR di seluruh GALAXY adalah 625,351.seorang ELLZETOR baru di beri
sebuah pesawat,karena harus membawa pasukan baik itu ANTREZUUR, juga para ERRE
bentuk pesawat mereka bulat dan elips,dengan diameter sekitar 15 km memiliki
persenjataan lengkap untuk menakluk semua jenis senjata di jagad.mereka
memiliki senjata khusus bernama AMMOGAREZ.itu semacam senjata penakluk senjata.1.Anjana Ghapida Hyangga
Engkau adalah gerbang sang Pencipta.
2.Avatara Maningga Rungga
Pengandali alam keseluruhan jagad halus kasar.
3.Shahuduballa Aryadumida
Menyeimbangkan kegidupan alam semesta.
4.Zakala Manigwarha Zena
Waktu akan menjadi anak penurut.
Prasasti tersebut mengajarkan bagaimana hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta. Dan sebenarnya manusia itu mampu mengendalikan alam dan mengendalikan dirinya apabila mereka mengetahui persis apa yang mereka kendalikan dan apa yang ada didalam dirinya.
sampai sekarang belum ada antinya
senjata AMMOGAREZ itu berbentuk seperti pipa memanjang dan besar.
panjang senjata AMMOGAREZ sekitar 25km,dengan pancaran radiasi tembakan penakluk 10.000.000km di pesawat masing-masing ELLZETOR ada triger pemicu untuk meng hidupkan gelombang penagluk.
ETHEPHAKA pasukan yang di bentuk oleh liga antar galaxy
untuk menjaga perdamaian
dan melestarikan karya ADHAMA dan karya sang maha pencipta.
itu level pertama dan ETHERPHAKA atau ellemen dasar.mereka
memiliki sekitar satu ERRE pasukan pion.satu ERRE itu sama dengan 5000 pion.pion-pion erre ini
bermacam-macam kemampuan dari yang terendah 10%,sampai setinggi30%.di bawah
komando ANTREZUUR tingkat ANTREZUUR ini adalah tingkat terbanyak di seluruh
jagad Total ANTREZUUR berjumlah 3.673.472 orang dari berbagai macam bangsa di
seluruh galaxy
![]() |
| salam semua he he he..............!!! |










Tidak ada komentar:
Posting Komentar